WTO Ingatkan Perdagangan Global Dalam Jalur Krisis Terburuk Sejak 1947

Sabtu, 01 Desember 2018 - 07:10 WIB
WTO Ingatkan Perdagangan Global Dalam Jalur Krisis Terburuk Sejak 1947
WTO Ingatkan Perdagangan Global Dalam Jalur Krisis Terburuk Sejak 1947
A A A
BUENOS AIRES - Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/ WTO) Roberto Azevedo mengatakan, bahwa kondisi perdagangan bebas global saat ini sedang menghadapi "krisis terburuk" sejak 1947. Kepada BBC, menurutnya gelombang proteksionis telah mengancam perdagangan bebas.

Dia berada di Buenos Aires dimana para pemimpin dunia berkumpul untuk KTT G20 pada hari Jumat dan Sabtu. Situasi perang dagang yang meningkat antara Amerika Serikat (AS) dan China masuk dalam agenda KTT global. Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin China Xi Jinping dijadwalkan bakal bertemu pada Sabtu malam.

"Saya mengatakan ini adalah krisis terburuk bukan untuk WTO, tetapi untuk keseluruhan sistem perdagangan multilateral sejak GATT (Perjanjian Umum tentang Tarif dan Perdagangan, yang mendahului WTO) pada tahun 1947," ujar Azevedo.

"Ini adalah saat ketika beberapa prinsip dasar organisasi, prinsip kerja sama, prinsip-prinsip non-diskriminasi ditantang dan dipertanyakan. Dan saya pikir kondisinya sangat serius," sambung Azevedo yang juga mengutarakan "modus keterlibatan" antara China dan AS harus beralih dari "ancaman, tuduhan dan menuding ke salah satu menjadi mencari solusi.

Jangan Hakimi Saya

AS dan WTO seperti diketahui saat ini sedang berselisih di atas lembaga banding, yang menyelesaikan sengketa perdagangan antar negara untuk menjadi sebuah fungsi kunci dari seluruh organisasi. AS telah memblokir atas perannya dan apabila tidak segera diselesaikan, sengketa dagang antar negara dapat melumpuhkan.

Azevedo menambahkan, negara-negara WTO sedang membahas "Rencana B" untuk menghindari jatuhnya Badan Banding sehingga dapat terus beroperasi. "Tentu saja pertanyaan besar akan menjadi: akankah AS menjadi bagian dari itu (Rencana B) atau tidak? Jika AS tidak, saya akan mengatakan bahwa penyelesaian sengketa dengan Amerika Serikat akan dikompromikan."

Pemimpin WTO ini juga berkomentar tentang kemungkinan Brexit tanpa mencapai kesepakatan. "Jika ada sebagian orang menyebut 'Brexit' tanpa persetujuan sama sekali, saya akan mengatakan sekitar setengah dari perdagangan Inggris tidak akan terpengaruh," paparnya.

"Tapi tentu saja hampir setengah dari perdagangan yang dilakukan dengan Inggris adalah dengan Uni Eropa. Jadi semuanya tergantung pada margin preferensi dan tarif yang akan diterapkan begitu Brexit mulai berlaku," ungkapnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4860 seconds (0.1#10.140)